Pimpinan sebuah saluran TV swasta Tunisia meminta maaf hari Selasa kemarin (11/10) karena telah menyiarkan bagian dari sebuah film animasi yang dinilai menghujat umat Islam, setelah kelompok Islam melancarkan aksi protes terhadap kantor jaringan televisi tersebut.
"Saya minta maaf," kata presiden Nessma TV, Nebil Karoui dalam sebuah siaran radio Monastir terkait pemutaran film"Persepolis" Jumat pekan lalu, di mana film ini secara global diakui terkait revolusi Iran tahun 1979.
Dalam salah satu scene dari film animasi tersebut yang dianggap menyinggung umat Islam adalah menampilkan sosok pria tua berjenggot yang dianggap sebagai Tuhan, yang hal itu merupakan terlarang dalam ajaran Islam.
"Saya minta maaf untuk semua orang yang terganggu dengan pemutaran film ini, yang hal itu juga mengejutkan saya," kata Karoui.
"Saya percaya bahwa menyiarkan film ini adalah sebuah kesalahan. Kami sebenarnya tidak pernah berniat menyerang nilai-nilai sakral umat Islam."
Polisi Tunisia hari Minggu lalu membubarkan sekelompok aktivis Salafi yang marah di kantor Nessma TV, menimbulkan kekhawatiran terjadinya kerusuhan menjelang pemilu bersejarah Tunisia yang akan digelar dua minggu lagi dan kembali meluncurkan perdebatan sensitif terkait identitas Arab-Muslim Tunisia.
Film buatan Prancis-Iran tersebut berdasarkan pada otobiografi Marjane Satrapi dan novel grafis, menggambarkan hari-hari terakhir rezim Syah Iran yang didukung AS dan revolusi berikutnya yang dipimpin oleh Ayatullah Khomeini.
Setelah meminta maaf, Karoui tetap mengatakan dia "tidak pernah membayangkan bahwa ini akan menimbulkan huru-hara."
"Film ini telah terbukti secara keseluruhan diputar di beberapa bioskop di Tunisia dan tidak pernah menimbulkan agitasi seperti itu," katanya menegaskan.(fq/amay)
"Saya minta maaf," kata presiden Nessma TV, Nebil Karoui dalam sebuah siaran radio Monastir terkait pemutaran film"Persepolis" Jumat pekan lalu, di mana film ini secara global diakui terkait revolusi Iran tahun 1979.
Dalam salah satu scene dari film animasi tersebut yang dianggap menyinggung umat Islam adalah menampilkan sosok pria tua berjenggot yang dianggap sebagai Tuhan, yang hal itu merupakan terlarang dalam ajaran Islam.
"Saya minta maaf untuk semua orang yang terganggu dengan pemutaran film ini, yang hal itu juga mengejutkan saya," kata Karoui.
"Saya percaya bahwa menyiarkan film ini adalah sebuah kesalahan. Kami sebenarnya tidak pernah berniat menyerang nilai-nilai sakral umat Islam."
Polisi Tunisia hari Minggu lalu membubarkan sekelompok aktivis Salafi yang marah di kantor Nessma TV, menimbulkan kekhawatiran terjadinya kerusuhan menjelang pemilu bersejarah Tunisia yang akan digelar dua minggu lagi dan kembali meluncurkan perdebatan sensitif terkait identitas Arab-Muslim Tunisia.
Film buatan Prancis-Iran tersebut berdasarkan pada otobiografi Marjane Satrapi dan novel grafis, menggambarkan hari-hari terakhir rezim Syah Iran yang didukung AS dan revolusi berikutnya yang dipimpin oleh Ayatullah Khomeini.
Setelah meminta maaf, Karoui tetap mengatakan dia "tidak pernah membayangkan bahwa ini akan menimbulkan huru-hara."
"Film ini telah terbukti secara keseluruhan diputar di beberapa bioskop di Tunisia dan tidak pernah menimbulkan agitasi seperti itu," katanya menegaskan.(fq/amay)
0 komentar:
Posting Komentar