ibnu

Kamis, 10 November 2011

CIA menguntit para pengguna Twitter dan Facebook di seluruh dunia


Althaf


WASHINGTON (Arrahmah.com) - AP melaporkan pada hari Jumat (4/11/2011) bahwa badan intelijen pusat Amerika Serikat selama ini juga melakukan aksi pengintaian terhadap lebih dari lima juta tweets tiap harinya.
Tindakan ini dilakukan untuk mengawasi gerak-gerik para ‘pemberontak’, ‘militan’, aktivis atau diplomat yang menyiarkan informasi melalui Twitter, Facebook, atau sejumlah jejaring sosial lainnya.
Di kantor Open Source Center, tim analis CIA yang diketahui dengan nama “vengeful librarians” juga mengawasi surat kabar, statsiun televisi, statsiun radio, chats room, serta semua bentuk media sosial lainnya dalam berbagai bahasa, dari seluruh dunia.
CIA mempelajari serta me-recheck materi informasi yang mereka awasi secara sembunyi-sembunyi untuk membentuk sebuah snapshot dari suasana di Pakistan (setelah serangan Navy SEAL yang digembar-gemborkan menewaskan Syaikh Usamah bin Laden), pemberontakan yang terjadi di Timur Tengah dan Afrika Utara, mengawasi gerak-gerik Cina, Iran, Rusia, Korea, dan negara-negara lainnya.
Tim pengawas ini dibentuk di bawah mandat Komisi 11 September, yang berfokus terutama pada kontraterorisme dan kontraproliferasi. (althaf/arrahmah.com)

The Untold Story: Kisah-kisah nyata syaikh Usamah bin Ladin yang belum pernah dipublikasikan (3)

Saif Al Battar



(Arrahmah.com) – Dalam artikel kali ini, Asadul Jihad ats-Tsani kembali menuturkan beberapa pengalaman pribadinya dan orang-orang dekat syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah selama menemani syaikh Usamah. Banyak hal diceritakannya. Dari pengalaman di medan perang Afghanistan, keakraban dengan semua orang yang bergaul dengan beliau, hingga penghormatannya kepada seorang ibu mujahid dari Makah dan tangis bahagia seorang nenek tua di Sudan.
***
Kisah # 23
Seringkali para ikhwah mengundang beliau untuk menyampaikan khutbah atau nasehat buat mereka. Namun Syaikh Usamah termasuk orang yang tidak menyukai hal itu. Bahkan seringkali beliau menghindari berkhutbah di kalangan ikhwah kecuali jika ada suatu keperluan yang mendesak.
Kisah # 24
Suatu kali ada seorang ikhwah datang ke masjid untuk shalat jum’at. Lalu di sana dia melihat ada Syaikh Usamah sedang duduk dengan memeluk lututnya sambil menunggu shalat sebelum khatib masuk. Maka ikhwah kita ini mengatakan dalam hatinya: “Hari ini saya tidak ada kerjaan sampai datang waktu khutbah, selain melihat dan memperhatikan Syaikh Usamah,” — lantaran sangat cintanya mereka kepada beliau —.
Ketika itu Syaikh Usamah kelihatan memegang sebuah mushaf kecil yang beliau keluarkan dari saku beliau. Beliau pun membacanya. Tiba-tiba, di tengah-tengah beliau membaca Al Qur’an itu, beliau menengadahkan pandangannya ke langit sambil merenung dengan tenang. Beliau terus dalam keadaan seperti itu dalam waktu yang sangat lama sekali kira-kira satu jam. Ikhwah kita tersebut pun terus memperhatikan beliau dari jauh. Kemudian para jamaah mulai berdatangan ke masjid sampai masjid hampir penuh, sedangkan Syaikh Usamah masih saja menengadahkan pandangannya ke langit.

Kita tidak tahu apa yang sedang beliau renungkan dan ayat yang mana yang sedang beliau tadabburi sampai beliau lama sekali memikirkannya. Beliau terus dalam keadaan seperti itu dalam waktu yang tidak sebentar. Sampai akhirnya khatib naik mimbar dan mengucapkan salam kepada para jamaah. Syaikh Usamah pun menyahut, lalu kembali tenggelam dalam tadabburnya tadi. Akhirnya beliau menutup mushafnya dan mendengarkan khutbah. Dan kita tidak tahu apa yang tengah beliau pikirkan dan ayat mana yang menjadikan beliau menerawang sampai begitu lama.
Kisah # 25
Syaikh Usamah selalu menasehatkan agar tidak merasakan kenapa kemenangan datang begitu lambat, agar pelan dan hati-hati, dan agar senantiasa sabar. Di antara perkataan beliau yang selalu beliau ulang-ulang adalah: “Sesungguhnya kemenangan itu dapat diraih dengan kesabaran sesaat, sedangkan kita ingin selain sabar sesaat, kita bersabar dua kali lipatnya lagi.”
Kisah # 26
Di antara ucapan beliau lainnya yang sering beliau ucapkan, sampai ketika bom-bom dan rudal-rudal membombardir bumi di sekitar mujahidin, adalah: “Supaya datang kelapangan … harus ada kesempitan.”
Kisah # 27
Ucapan beliau lainnya lagi adalah: “Setiap hari yang dilalui seorang mujahid dalam perang gerilya ini sedangkan dia terus berperang, maka itu terhitung satu kemenangan, karena ini adalah proses menguras tenaga musuh.”

Kisah # 28
Ucapan agung lain yang beliau ucapkan dalam memberikan motivasi untuk melakukan amaliyah istisyhadiyah adalah: “Lebah itu kalau menyengat 9 kali di kepala maka akan dapat menewaskan orang yang disengatnya. Hendaknya para mujahidin merenungkan hal ini.”
Kisah # 29
Beliau memilih lebih dekat dengan para ikhwah yang telah menikah dari pada ikhwah yang belum menikah. Sampai-sampai terkadang ada ikhwah yang mengatakan kepada beliau bahwa si fulan (yang belum menikah) itu lebih pantas daripada si fulan (yang telah menikah). Maka beliau mengatakan bahwa orang yang telah menikah itu pikirannya lebih cemerlang dan orangnya lebih tahan dalam berhijrah.
Kalau ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah saya lebih baik menikah, atau justru kalau saya menikah akan menghalangiku berjihad atau menghalangiku dari sebagian pekerjaan jihad?”
Maka beliau menjawab: “Kalaupun di antara antum itu ada yang berada di mulut singa maka jangan sampai hal itu menghalanginya untuk menikah!!!”
Engkau benar wahai Syaikh kami, dan saya telah merasakannya. Maka hendaknya para ikhwah yang masih bujang memikirkan hal ini…
Kisah # 30
Di antara ucapan beliau yang lain adalah: “Jika aku terbunuh atau meninggal, maka janganlah kecintaan kalian kepadaku menjadikannya meninggalkan jalan perjuangan ini. Tapi dengar dan taatlah kepada siapa saja yang menjadi pimpinan kalian!” Semoga Allah melindungi beliau dan memberikan berkah pada umur beliau.
Inilah Syaikh kami, maka silahkan orang lain menunjukkan siapa Syaikhnya. 
Kisah # 31
Alangkah miripnya malam ini dengan malam kemarin. Pernah Syaikh Usamah memberikan nasehat kepada Taliban agar dalam berperang melawan orang-orang murtad (pengkhianat) — ini terjadi sebelum penyerangan bangsa Salibis ke Afghanistan, Oktober 2001— hendaknya menempatkan satu penjagaan di atas gunung Shabir. Padahal jarak antara gunung tersebut dengan musuh sekitar 15 km, akan tetapi gunung ini langsung bersambung dengan jalan satu-satunya yang mengarah ke sana.
Namun Taliban tidak mengambil masukan dari Syaikh Usamah tersebut. Maka Syaikh Usamah pun menempatkan satu penjagaan sendiri di sana. Maka pada saat musuh hampir saja menguasai kota Kabul setelah mereka nyaris menguasai gunung, Syaikh Usamah pun menembaki musuh dengan senjata anti pesawat, untuk mengirimkan pesan kepada Taliban bahwa kami masih tetap bersama kalian melindungi kalian dari arah belakang, maka tetaplah kalian bertahan.
Kemudian Syaikh Usamah memerintahkan agar bergerak ke arah sebuah tank peninggalan Rusia yang telah rusak yang telah disamarkan dalam khandaq. Padahal para ikhwah tidak membawa roket anti tank kecuali satu saja. Roket itu pun mereka pasang dan mereka tetap berjaga di sana sampai roket tersebut ditembakkan tepat di tengah-tengah musuh. Musuh pun akhirnya mundur ke belakang dan atas karunia Allah semata beliau berhasil menghentikan serangan musuh yang hampir saja merebut kota Kabul!!
Alangkah miripnya malam ini dengan malam kemarin.
Kisah # 32
Apabila beliau pergi ke pasar untuk membeli beberapa keperluan, beliau meletakkan ujung surban beliau di muka karena saking pemalunya beliau.
Kisah # 33
Syaikh Usamah sewaktu di Sudan
Pada saat di tinggal Sudan, ada seorang nenek yang memegangi baju beliau dan meminta uang. Padahal Syaikh Usamah itu sangat pemalu dengan orang yang tidak beliau kenal. Pada saat itu Syaikh Usamah tidak membawa uang. Maka beliau melihat kepada ikhwah yang membawa uang beliau, beliau panggil ikhwah tersebut dan beliau mengambil uang yang banyak sekali kemudian beliau berikan kepada nenek tersebut, karena sangat belas kasih beliau kepada nenek tersebut. Nenek itu pun memandangi uang sangat banyak yang ada di tangannya yang diberikan kepadanya itu, seolah tidak percaya.
Maka terjadilah situasi yang besar. Nenek itu berlutut sambil menangis. Ia menengadahkan tangannya ke langit dan mendoakan Syaikh Usamah dengan sangat serius sambil menangis.
Kami tidak tahu apa yang terjadi lantaran berkah doa nenek tersebut kepada Syaikh Usamah.
Inilah Syaikh kami, maka silahkan orang lain menunjukkan siapa Syaikhnya!
Kisah # 34
Ada seorang ibu, penduduk Makah semoga Allah memuliakannya, umurnya sudah enam puluh tahun lebih. Kunyah (nama panggilan)nya Ummu Umar Al-Makkiyah, semoga Allah melindunginya. Anaknya termasuk orang yang ikut berjihad di Afghanistan sebelum serangan bangsa Salibis sekarang ini. Ibu ini biasa mengirim secara rutin ke Afghanistan beberapa karton makanan olahan dari korma yang ia buat sendiri dengan tangannya. Ibu ini sudah terkenal dengan kirimannya tersebut. Para ikhwah selalu menunggu dan merindukan makanan olahan tersebut dan mereka menyebutnya dengan nama ma’mul Ummi Umar Al-Makkiyah.
Suatu kali ibu ini datang ke Afghanistan untuk menengok anaknya. Sesampainya di sana ibu ini bersumpah untuk pergi ke front untuk berjihad dan menembak fi sabilillah. Maka Syaikh Usamah pun menyambutnya dengan mulia, kemudian membawanya dari Peshawar ke front Jalalabad. Ibu itu pun dipersilahkan menembakkan Aldchka, Syaikh Usamah mempersilahkan ibu itu untuk menunaikan sumpahnya.
Kisah # 35
Syaikh Usamah dikenal sebagai orang yang sangat santun sekali. Berikut ini kami ceritakan sebagian dari kisahnya.
Ada seorang ikhwah yang duduk berhadap-hadappan dengan Syaikh Usamah, lututnya di dekatkan dengan lutut Syaikh, sambil memprotes Syaikh Usamah dengan sangat keras sekali. Ikhwah yang satu ini memang sudah terkenal jika sedang marah ia tidak lagi dapat konsentrasi dan tidak dapat mengendalikan diri. Ikhwah ini menudingkan telunjuknya ke wajah Syaikh dan berbicara dengan suara yang sangat tinggi. Ia katakan, kenapa begini dan kenapa begitu.
Syaikh Usamah hanya diam dan tidak membantahnya. Maka ikhwah kita yang satu ini mengatakan kepada Syaikh Usamah: Saya minta darimu ini, ini, dan itu. Syaikh Usamah menjawab: “Semua permintaanmu akan terkabul, insya Allah…”
Kemudian ikhwah kita ini keluar sambil mangangguk-anggukkan kepalanya, ia sangat menyesali apa yang ia lakukan, setelah ia sadar. Ikhwah tersebut duduk sambil melihat jarinya dan mengatakan kepada dirinya sendiri: “Bagaimana saya bisa mengangkat suaraku dan jariku ke wajah Syaikh Usamah … Dan bagaimana Syaikh tidak menghardikku sama sekali, bahkan justru mengabulkan permintaanku …?”
Kisah # 36
Pernah seorang pengaku salafi dalam suatu majelis di hadapan banyak orang dan di hadapan Syaikh Usamah dan para pengawal beliau, dia mengatakan kepada Syaikh Usamah — dengan gaya yang sangat tidak beradab dan tanpa hormat sedikitpun —: “Kamu salah dalam ini dan itu!!!” Para pengawal Syaikh Usamah pun menunggu-nunggu isyarat dari Syaikh Usamah untuk bertindak sesuatu. Akan tetapi Syaikh Usamah tidak memotong perkataan orang tersebut meski dengan satu kata, sampai orang itu menyelesaikan tuduhan-tuduhannya.
Kemudian Syaikh Usamah mengatakan kepada salah seorang pengawalnya: “Periksalah kondisinya, jika dia orang yang kekurangan maka bantulah dia dalam masalah duniawinya.”
Inilah Syaikh kami, maka silahkan orang lain menunjukkan siapa Syaikhnya!
Kisah # 37
Syaikh Usamah juga pernah mengatakan: “Sungguh Allah telah mengaruniaiku dengan sifat penyantun yang tinggi. Namun jika Allah mentakdirkan aku berkumpul dengan kalian di front pertempuran, niscaya kalian akan melihat sesuatu yang lain dariku.”
Ini memang benar adanya dan semua orang yang pernah berperang bersama beliau mengetahuinya, semoga Allah melindungi beliau.
Apa yang beliau katakan ini mirip sekali dengan apa yang dikatakan oleh Al-Ahnaf bin Qais (seorang ulama tabi’in dan panglima perang yang gagah berani di zaman sahabat, walau kakinya agak pincang, edt).
Kisah # 38
Siapa saja yang ingin mendaftarkan diri untuk melakukan amaliyat istisyhadiyah, cukup dengan cara meminta satu pertemuan khusus dengan Syaikh Usamah, berbicara berdua dan tidak ada orang lain.
Kisah # 39
Siapa saja yang ingin berbaiat kepada beliau, cukup dengan cara meminta pertemuan khusus dengan Syaikh Usamah yang tidak disertai orang lain.
Syaikh Usamah dalam sebuah acara pernikahan salah satu putranya
Kisah # 40
Siapa saja yang ingin mengajukan pertanyaan-pertanyaan pribadi, maka cukup dengan cara meminta satu pertemuan khusus dengan beliau tanpa ada orang lain.
Sampai-sampai para pengawal beliau pun berada jauh dari pertemuan tersebut setelah mereka melakukan prosedur pengamanan.
Kisah # 41
Semua orang bisa melakukan pertemuan khusus dan pribadi dengan Syaikh, baik orang tua maupun anak muda, sama saja.
Kisah # 42
Syaikh Usamah terkenal sebagai orang yang mau duduk dengan orang tua maupun anak muda. Beliau menghormati mujahidin yang menuntut ilmu, menghormati orang tua, dan selalu berprasangka baik kepada kaum muslimin.
Kisah # 43
Beliau tidak berkenan jika di dalam majelisnya ada ikhwah yang membicarakan jamaah-jamaah Islam dengan tidak baik, atau menghinanya. Beliau juga tidak memperkenankan di majelisnya diperbincangkan masalah perselisihan-perselisihan yang terjadi di antara jamaah-jamaah Islam atau menebar isu. Beliau selalu mengatakan: “Di hadapan kita ada hal yang lebih penting dan lebih besar, dan kita ini sedang dalam pertempuran dan peperangan.”
Jika hal itu terjadi dan kemudian ada suatu kezaliman atau hal yang perlu diingatkan pada satu jamaah tertentu, dan ada orang yang menyampaikan kepada beliau dengan mengatakan: “Mereka ada begini dan begitu, mereka melakukan ini dan itu”, maka Syaikh Usamah segera memotong pembicaraannya dengan mengatakan: “Kecuali orang yang dirahmati Allah.” 
Inilah Syaikh kami, maka silahkan orang lain menunjukkan siapa Syaikhnya!
 Mereka yang menyintai dan menyayangi syaikh Usamah bin laden (rahimahullah)
Bersambung,  insya Allah..
(unwanul falah/arrahmah.com)

Indonesia ikut dukung Palestina jadi anggota penuh UNESCO

Rasul Arasy



JAKARTA (Arrahmah.com) – Indonesia ikut mendukung Palestina menjadi anggota penuh UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan) PBB dalam sidang yang di mulai tanggal 25 Oktober lalu di Prancis.
Pernyataan itu disampaikan dalam konferensi pers oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Selasa (8/11/2011), yang membahas tentang hasil sidang UNESCO.
M Nuh mengungkapkan bahwa Indonesia ikut turut serta dalam mendukung Palestina menjadi anggota penuh UNESCO yang menjadikan negara tersebut menjadi anggota resmi yang ke-195.
Ia juga menambahkan bahwa sebelum Palestina ada Sudan Selatan yang menjadi anggota resmi.
“Palestina jadi anggota resmi UNESCO yang ke-195 dan Sudan Selatan menjadi anggota yang ke-194,” Ujar M Nuh yang juga ketua delegasi Indonesia dalam sidang tersebut.
Dari hasil sidang yang disampaikan, Indonesia juga menyampikan Intervensi dan Pernyataan Nasionalnya seperti pentingnya membangun perdamaian dan pembangunan yang berkelanjutan, Indonesia sebagai mega laboratorium budaya, etnis, dan perbedaan, undangan untuk menghadiri konferensi ke enam Komite Warisan Budaya Tak Berwujud pada November 2011di Bali dan Forum Budaya Pertama tahun 2012 di Indonesia.
Indonesia juga mengikuti pertemuan kerjasama pembangunan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan negara-negara Islam (ISESCO) yang membahas kerjasama UNESCO dan ISESCO.
Sidang UNESCO sendiri akan selesai pada tanggal sepuluh November.
Selain itu Mendikbud juga menyatakan akan melakukan pembangunan pada system pendidikan yang bertujuan menekan angka putus sekolah pada tahun 2012 dengan memberikan perhatian lebih pada program beasiswa, dana boss, dan Bomm. (ans/arrahmah.com)

31 pemeluk Hindu dihukum karena membunuh Muslim

Hanin Mazaya


GUJARAT (Arrahmah.com) – Pengadilan India telah menghukum 31 pemeluk agama Hindu penjara seumur hidup atas pembunuhan terhadap Muslim di Gujarat selama kerusuhan yang terjadi di tahun 2002.
Vonis yang dijatuhkan pada Rabu (9/11/2011) adalah yang pertama dalam sembilan kasus kerusuhan dan pembunuhan yang sempat tertunda, lapor Associated Press.
31 orang termasuk 20 perempuan, membakar hidup-hidup hingga tewas 33 Muslim.  Mereka membakar bangunan di sebuah desa di distrik Meha-sana, sekitar 25 mil dari Ahmadabad, ibukota negara bagian Gujarat.
Seperti dilansir dari harian Los Angeles Times, Kamis (10/11) seluruh pelaku didakwa atas penghilangan nyawa, pembunuhan terencana, serta pembakaran dengan sengaja atas 33 korban yang saat itu berusaha melarikan diri dari bangunan saat kerusuhan terjadi. Sebelumnya, 42 rekan mereka dibebaskan karena kurangnya bukti.
Kerusuhan di tahun 2002 meletus setelah kereta api yang membawa para peziarah Hindu diserang dan dibakar oleh orang-orang tak dikenal yang diklaim sebagai Muslim di Gujarat.   Setidaknya 59 orang hindu tewas dalam serangan tersebut.
Sebelumnya, pengadilan India memvonis mati 11 Muslim yang diduga membakar kereta tersebut dan 20 lainnya dihukum penjara seumur hidup.
Setelah serangan itu, lebih dari seribu orang, sebagian besar Muslim, tewas selama kerusuhan sektarian di sana.
Sejak tahun 2002 hingga saat ini Muslim di Gujarat masih hidup dalam ketakutan.   Laporan terakhir yang dikeluarkan oleh Konsil HAM PBB di tahun 2009 mengecam India karena tidak memberikan keadilan bagi korban kerusuhan Gujarat di tahun 2002 dan mengatakan bahwa penyelidikan terhadap kekerasan tersebut dipersulit.
“Sebagian besar kasus kriminal yang berkaitan dengan kerusuhan 2002 masih belum diselidiki atau sudah ditutup oleh Kepolisian Gujarat dan penderitaan para pengungsi yang meninggalkan rumah-rumah mereka masih berlangsung,” kata laporan PBB. Lebih jauh lagi dikatakan,” Dalam mendiskusikan apa yang sebenarnya terjadi dengan para korban, penyelidik bisa menangkap rona ketakutan yang diperburuk karena tidak adanya keadilan bagi para korban.”  (haninmazaya/arrahmah.com)

Lagi, gempa mengguncang Turki, 7 orang dilaporkan tewas

Hanin Mazaya


ANKARA (Arrahmah.com) – Gempa berkekuatan 5,7 SR telah mengguncang provinsi Van, di Turki timur, menewaskan setidaknya tujuh orang dan menyebabkan puluhan lain mengalami luka-luka, lapor Press TV.
Setidaknya 18 bangunan termasuk 2 hotel runtuh, menewaskan tujuh orang dan melukai puluhan lainnya serta menjebak lebih dari 50 orang di bawah puing-puing.
Gempa terjadi pada pukul 21.23 waktu setempat pada Rabu (9/11/2011).
Hotel-hotel yang runtuh di Van merupakan hotel utama yang ditempati oleh jurnalis lokal dan internasional yang meliput peristiwa gempa di bulan lalu di wilayah yang sama yang menewaskan lebih dari 600 orang.
Sebagian besar struktur runtuh di provinsi Van selama gempa berkekuatan 7,2 SR yang terjadi pada bulan lalu.
Tim pencarian dan penyelamat telah dikirim ke daerah itu segera setelah gempa terjadi, sejauh ini berhasil menarik tiga mayat. Tim penyelamat terus berupaya mencari korban yang terjebak di reruntuhan bangunan yang kemungkinan masih selamat.
Menurut media Turki, beberapa orang yang terjebak di bawah puing bangunan berteriak untuk meminta tolong dan setidaknya 10 orang telah berhasil diselamatkan oleh tim.
Pusat gempa berada di kota Edremit, di mana tidak ada kerusakan yang dilaporkan.
Sekitar 1.400 gempa susulan terjadi di wilayah tersebut sejak gempa besar pada 23 Oktober lalu yang menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal.  (haninmazaya/arrahmah.com)

Selasa, 25 Oktober 2011

Elegi Buat Seseorang....!!!! Slideshow & Video

Elegi Buat Seseorang....!!!! Slideshow & Video: TripAdvisor™ TripWow ★ Elegi Buat Seseorang....!!!! Slideshow ★ to Sukabumi. Stunning free travel slideshows on TripAdvisor

Senin, 24 Oktober 2011

Libya secara resmi deklarasikan kemerdekaan


Althaf
TRIPOLI (Arrahmah.com) – Dewan Transisi Nasional (NTC) mendeklarasikan kemerdekaan tanah Libya dari kekuasaan rezim tangan besi Muammar Gaddafi yang telah berlangsung selama 41 tahun lamanya.
Para petinggi NTC meneriakkan, “Angkat kepala kita tinggi-tinggi, kita adalah rakyat Libtya merdeka saat ini,” pada hari Minggu (23/10/2011) pasca runtuhnya Muammar Gaddafi, yang tertangkap dan dibunuh pekan lalu.
Abdul Hafiz Ghoga, wakil direktur NTC, mengikatkan bendera Libya di badannya saat berbicara di mimbar di sebuah lapangan di Benghazi. Ia yang meneriakkan secara lantang bahwa Libya telah merdeka di hadapan puluhan ribu orang yang berkumpul mengitarinya. (althaf/arrahmah.com)

Sabtu, 22 Oktober 2011

Putra mahkota Arab Saudi Meninggal


Saif Al Battar
RIYADH (Arrahmah.com) – Istana kerajaan Arab Saudi mengumumkan secara resmi berita meninggalnya pangeran Sultan bin Abdul Aziz al-Saud, pada Sabtu pagi (22/10/2011) di sebuah rumah sakit di New York, pukul 05.30 waktu Makkah atau pukul 11.30 waktu New York. Pada saat yang sama, departemen luar negeri AS juga menginformasikan secara resmi kepada stasiun TV CNN berita duka tersebut. CNN secara khusus menyiarkannya dalam acara breaking news.
Pangeran Sultan bin Abdul Aziz al-Saud adalah saudara dari raja Arab Saudi saat ini, Abdullah bin Abdul Aziz al-Saud. Saat ini, pangeran Sultan menjabat sebagai putra mahkota, wakil perdana menteri, dan mentri pertahanan Arab Saudi. Karir politiknya dimulai pada tahun 1947 M sebagai gubernur propinsi Riyadh. Pada tahun 1953 ia diangkat menjadi mentri pertanian dan perairan. Selanjutnya diangkat menjadi mentri perhubungan pada tahun 1955. PAda tahun 1962, ia diangkat menjadi mentri pertahanan.
Ketika saudaranya, raja Khalid bin Abdul Aziz al-Saud, meninggal pada tanggal 13 Juni 1982, maka ia diangkat sebagai wakil kedua perdana mentri, sambil memegang jabatan mentri pertahanan. Saudaranya yang lain, Fahd bin Abdul Aziz al-Saud diangkat sebagai raja. Pada tanggal 1 Agustus 2005 raja Fahd meninggal, maka saudaranya Abdullah diangkat menjadi raja Saudi. Peristiwa itu menaikkan posisi pangeran Sultan sebagai putra mahkota dan wakil pertama perdana mentri, sambil tetap memegang jabatan mentri pertahanan.
Pangeran Sultan muncul pertama kali dalam pertemuan internasional saat berbicara mewakili negaranya dalam siding Majelis Umum PBB tanggal 15 September 2005. Beberapa waktu terakhir ini kesehatannya memburuk, dan ia sempat menjalani beberapa kali operasi bedah. Pada bulan Juni 2011, ia berangkat ke New York untuk menjalani perawatan intensif di sebuah rumah sakit elit, sampai akhirnya meninggal pagi hari tadi.
Sebagaimana para pangeran lain dalam keluarga Abdul Aziz al-Saud yang menjadi penguasa Arab Saudi, pangeran Sultan dikenal pro AS dan Barat. Ia berperan besar memuluskan ‘penjajahan’ AS di semenanjung Arab dengan mengundang kehadiran lebih dari setengah juta pasukan AS dan Barat dalam perang Teluk 1990. Di antara dampaknya adalah pendirian tak kurang dari lima pangkalan militer AS di Arab Saudi. Bersama raja Fahd dan pangeran Nayef, ia  menjadi mitra utama perang salib AS dan sekutunya di Arab Saudi. Pesawat-pesawat tempur AS yang membombardir kaum muslimin di Afghanistan, Irak, dan Yaman berangkat dari pangkalan udara Sultan. (muhib al-majdi/arrahmah.com)

Rabu, 19 Oktober 2011

MUI larang praktek penyiksaan hewan, perjudian, dan pengabaian shalat dalam festival karapan sapi

Rasul Arasy


PAMEKASAN (Arrahmah.com) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) melarang praktik penyiksaan terhadap sapi-sapi yang diikutkan dalam pelaksanaa acara karapan sapi. Hal tersebut dilakukan dengan mengirim surat ke Kantor Bakorwil IV Pamekasan, Madura, selaku panitia pelaksanaan festival karapan sapi Piala Presiden 23 Oktober 2011.
“Surat yang kami kirim merupakan hasil keputusan bersama dari berbagai Ormas Islam tadi malam,” kata Ketua MUI Pamekasan KH Ali Rahbini Abdul Latif di Pamekasan, Selasa (18/10/2011).
Dalam surat bernomor: 073/DPK.MUI/X/2011, tertanggal 18 Oktober 2011 yang ditandatangani oleh tiga perwakilan Ormas Islam Pamekasan disebutkan empat tuntutan para ulama, yaitu:
Pertama, MUI meminta agar unsur penyiksaan binatang dalam pelaksanaan karapan sapi memperebutkan Piala Presiden yang akan digelar pada 23 Oktober 2011 ini dihapus.
Kedua, raktik perjudian dalam pelaksanaan karapan sapi dihapus. Ali Rahbini mengatakan dalam setiap praktik pelaksanaan karapan sapi yang ada di Pamekasan secara khusus dan Madura pada umumnya, selalu ada praktik perjudian yang dilakukan oknum masyarakat, sebagaimana praktik penyiksaan.
Tuntutan ketiga, meminta agar masyarakat tidak mengabaikan kewajiban melaksanakan shalat lima waktu. Pasalnya setiap ada festifal karapan sapi, baik di tingkat kabupaten, apalagi di tingkat karesidenan (Madura), para penonton dan panitia pelaksana selalu mengabaikan shalat.
Yang keempat, para ulama menolak unsur-unsur lain yang dinilai bertentangan dengan syariat Islam. Terlebih Pamekasan merupakan kota yang mempunyai moto menerapkan Gerakan Pembangunan Masyarakat Islami (Gerbang Salam.
Surat penolakan praktik karapan sapi yang disampaikan MUI dan para ulama dari berbagai Ormas Islam yang ada di Pamekasan ini, ditandatangani oleh Ketua MUI Pamekasan KH Ali Rahbini Abdul latif, Ketua Forum Ormas Islam (Fokus) HK Abd Ghaffar, dan Ketua Lembaga Pengkajian dan Penerapan Syariat Islam (LP2SI) Moh Zahid.
Selain ditujukan kepada Bakorwil IV Pamekasan, Madura, selaku pelaksana festifal karapan sapi, surat MUI bersama Ormas Islam lainnya ini juga ditembuskan ke Kapolres, Komandan Kodim 0826, Ketua DPRD dan Ketua Pangadilan Negeri Pamekasan. (ans/arrahmah.com)

Minggu, 16 Oktober 2011

UJIAN DANPAT MENINGGIKAN DERAJAT DAN MENGGUGURKAN KESALAHAN



Sesungguhnya di surga ada tingkatan yang tidak dapat dicapai oleh seorang hamba dengan amalnya, apa pun amalnya.
Allah telah menyediakan kedudukan tertentu di surga bagi hamba-hambanya yang beriman bukan karena amal mereka melainkan karena ujian dan cobaan yang menerpa. Oleh karenanya Allah I menyiapkan bagi mereka sebab-sebab yang akan mengantarkan mereka kepada ujian dan cobaan itu. Ya, sama persis seperti halnya Dia memberikan taufik kepada mereka untuk beramal shalih yang juga merupakan sebab-sebab yang akan menyampaikan mereka ke sana.
Ada tingkatan iman yang tidak bisa dicapai oleh seorang hamba dengan amalnya. Ia hanya akan mencapainya dengan ujian dan cobaan. Allah beriradah untuk meningkatkan imannya, maka Allah pun menetapkan ujian dan menolongnya untuk bersabar dan teguh menghadapinya. Jadi ini merupakan rahmat dari-Nya bagi sang hamba.
Bukankah sekiranya orang-orang musyrik Quraisy tidak merampas harta Shuhaib ar-Rumiy niscaya ia tidak akan mencapai derajat “Wahai Abu Yahya, perniagaanmu benar-benar beruntung.”[1]
Bukankah sekiranya keluarga Yasir tidak merasakan pedihnya siksa yang dilakukan oleh orang-orang musyrik Quraisy niscaya tidak akan sampai ke darajat, “Bersabarlah wahai keluarga Yasir. Sesungguhnya yang dijanjikan bagi kalian adalah surga.”[2]
Demi, sekiranya bukan karena Anas bin Nadlar tercacah tubuhnya dalam perang Uhud, ia tidak akan mendapatkan kemuliaan ‘Seandainya ia bersumpah, memohon sesuatu kepada Allah, niscaya Allah akan mengabulkannya.’
Kalaulah bukan karena itu, niscaya wajahnya tidak akan berseri-seri dan tidak akan terealisirlah apa yang diinginkannya saat ia bersumpah, ‘Demi Allah, gigi depan Rubayyi’ tidak akan copot.’[3]
Jika bukan karena siksa yang dirasakan oleh Bilal bin Rabah dari tangan Umayyah bin Khalaf dan algojo-algojonya, niscaya ia tidak mendapatkan gelar ‘Bilal, penghulu kita’[4]
Kalaulah bukan karena kesabaran Yusuf u saat digoda dan saat dipenjara, ia tidak akan mendapatkan panggilan ‘wahai yang terpercaya’ (Yusuf : 46)
Sekiranya bukan karena kesabaran ‘Umar bin Khathab mengenyam pahit-getirnya kebenaran dan keadilan, niscaya tangannya tidak akan terbentang menguasai dunia seisinya, atau seperti banyak dikatakan, ‘Tangannya terbentang, menyentuh bumi dengan kilau perhiasan.’
Sekiranya bukan karena kesabaran ‘Umar bin ‘Abdul’aziz mengenyam pahit-getirnya kebenaran dan keadilan, ia tidak akan diakui sebagai khalifah yang kelima.[5]
Jika bukan karena kesabaran ashhaburraji’ atas apa yang menerpa mereka di jalan Allah, niscaya mereka tidak akan menjadi orang-orang yang dimaksud oleh Allah dalam firman-Nya
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَشْرِى نَفْسَهُ ابْتِغَآءَ مَرْضَاتِ اللهِ
Dan di antara manusia ada yang menjual nyawanya demi mengharapkan keridlaan Allah. (al-Baqarah : 207)
Jika bukan karena kesabaran Sa’ad bin Mu’adz, perjuangannya di jalan Allah, darahnya yang mengalir saat perang Khandaq, dan hukumnya yang adil terhadap Bani Quraizhah, niscaya ia tidak akan meraih derajat ‘’Arsy ar-Rahman berguncang saat kematian Sa’ad[6]
Jika bukan karena kesungguhan, pengorbanan, dan kesabaran ‘Abdullah bin Haram saat perang Uhud dan sebelumnya, ia tidak akan meraih derajat, ‘Wahai hamba-Ku, berangan-anganlah, niscaya Aku akan memberikannya kepadamu.’[7]
Andai bukan karena kesabaran Ahmad bin Hambal dalam menghadapi siksaan dan keteguhannya di atas kebenaran, ia tidak akan mencapai gelar ‘imam ahlussunnah’.
Andai bukan karena kesabaran dan keteguhan Sayyid Quthb dalam menghadapi ujian dan saat digantung, kata-katanya tidak akan dikenang, dan buku-bukunya pun tidak akan tersebar dan berpengaruh di berbagai belahan dunia.
Dus, jika Allah beriradah untuk memilih sebagian hamba-Nya supaya menjadi syuhada`, Dia akan menguasakan musuh kepada mereka yang akan membunuh dan menumpahkan darah mereka dalam cinta dan ridla-Nya, supaya mereka mengorbankan jiwa mereka di jalan-Nya.
Syahadah adalah derajat tertinggi setelah derajat para Nabi dan Shiddiqin. Syuhada` adalah orang-orang yang berkorban untuk Rabbnya. Mereka telah ridla kepada Allah, dan Allah pun telah memilih mereka untuk-Nya sendiri.
Karena itulah Allah mengadakan sebab-sebab untuk itu. Allah menjadikan musuh-Nya ~yang juga musuh orang-orang yang beriman~ sebagai sebab tercapainya syahadah orang-orang yang beriman.
Sungguh derajat yang tinggi.
Apabila Allah beriradah untuk mengangkat para da’i dan para mujahid ke derajat ini, maka mereka harus terbunuh di tangan musuh.
Di sana ada dosa besar yang hanya dapat dihapus oleh kebaikan yang besar atau ujian yang berat. Maka Allah menetapkan ujian bagi wali-wali-nya, supaya dosa-dosa mereka terhapuskan; yang kecil ataupun yang besar, yang tampak ataupun yang kasat mata, yang awal ataupun yang akhir, sampai tak tersisa lagi satu kesalahan pun. Lalu mereka menghadap Rabbnya sedangkan dosa-dosa mereka telah berguguran.
Kemuliaan yang tak terkira dan derajat yang sangat tinggi!
Kiranya inilah yang diisyaratkan oleh hadits yang diriwayatkan oleh at-Tirmidziy dari Abu Hurairah t katanya, Rasulullah r bersabda,
مَا يَزَالُ الْبَلاَءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي نَفْسِهِ وَوَلَدِهِ وَمَالِهِ حَتَّى يَلْقَى اللهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ
Ujian akan terus menimpa seorang mukmin; laki-laki dan perempuan, menimpa dirinya, anaknya, dan hartanya, sehingga ia berjumpa dengan Allah tanpa membawa dosa.[8]

Penulis: Dr Najih Ibrahim


[1] Diriwayatkan oleh al-Hakim dalam al-Mustadrak 3/398 dari Anas ra, “Ketika Shuhaib ra keluar dari Mekah untuk berhijrah, para penduduk Mekah mengikutinya. Shuhaib meraih kantung anak panahnya dan mengambil 40 batang anak panah seraya berkata, ‘Jangan mendekat, atau masing-masing kalian akan mendapatkan sebatang anak panah ini, lalu aku mencabut pedangku dan kalian akan tahu bahwa aku benar-benar laki-laki! Aku telah meninggalkan dua orang budak di Mekah, keduanya untuk kalian.’ Lalu Allah menurunkan firman-Nya
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِيْ نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللهِ
Dan di antara manusia ada yang menjual nyawanya demi mengharapkan keridlaan Allah.
Ketika Shuhaib memasuki Madinah dan Nabi melihatnya, beliau saw bersabda, ‘Wahai Abu Yahya, perniagaanmu benar-benar beruntung.’ Lalu beliau membacakan ayat di atas.”
Al- Hakim berkata, “Shahih sesuai dengan syarat Muslim.”
Diriwayatkan pula oleh al-Baihaqiy dari Shuhaib seperti tertera dalam al-Bidayah 3/173 dan ath-Thabrani. Di dalam Majma’uz Zawaid 6/60, al-Baihaqiy berkata, “Ada beberapa perawi yang tidak saya kenal.”
Hadits di atas juga diriwayatkan secara mursal dari Sa’id bin Musayyib oleh Abu Sa’ad dalam ath-Thabaqat, 3/162, Ibnu ‘Abdulbarr dalam al-Isti’ab 2/180; dan Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliya`1/152.
Hadits ini banyak sekali ‘syahid’nya, sehingga ini menunjukkan kebenarannya.
[2] Diriwayatkan oleh al-Hakim dari jalur ‘Uqail dari az-Zuhriy dari Isma’il bin ‘Abdullah bin Ja’far dari ayahnya seperti tersebut di dalam al-Ishabah 10/331. Ini adalah contoh sanad yang shahih dari hadits-hadits mursal shahabi. Yang seperti ini diterima oleh para ulama. Diriwayatkan pula oleh Imam Ahmad dalam Msnad 1/62, ath-Thabraniy seperti tertera dalam Majma’uz Zawaid 9/293, dan Abu Nu’iam dalam Hilyatul Auliya` 1/140 dari jalur Salim bin Abu Ja’ad dari ‘Utsman ra. Al-Haitsmiy dalam Majma’ mengatakan bahwa para perawi hadits ini terpercaya. Hanyasaja, hadits dengan sanad tersebut munqathi’, karena Salim tidak pernah mendengar dari ‘Utsman.
Diriwayatkan pula oleh al-Hakim dalam al-Mustadrak 3/388, ath- Thabarani dalam al-Mu’jamul Awsath 1531, al-Baihaqiy ~seperti tersebut dalam al-Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir 3/59~, dan adz-Dzahabiy dalam Tarikh Islam 1/129 dari Abu Zubeir dari Jabir ra.
Di dalam Majma’uz Zawaid, al-Haitsamiy mengatakan, “Para perawinya orang-orang yang shahih selain Ibrahim bin ‘Abdul’aziz, ia seorang yang dapat dipercaya.”
Al-Hakim berkata, “Ini shahih sesuai dengan syarat Muslim, namun keduanya tidak meriwayatkannya.”
Adz-Dzahabi menyepakati al-Hakim.
[3] Diriwayatkan oleh al-Bukhariy 5/306, Abu Dawud 4595, an-Nasa`iy 8/26, Ibnu Majah 2649, dan Ahmad dalam Musnad 3/128 dari Anas bin Malik ra. Terjemahan lafaz al-Bukhariy  sebagai berikut, “Adalah Rubayyi’ ~putri Nadlar~ mematahkan gigi depan seorang anak perempuan. Keluarga Rubayyi’ meminta agar keluarga anak perempuan itu mau menerima uang tebusan dan memaafkan, namun mereka menolaknya. Maka mereka mendatangi Rasulullah saw dan Nabi pun memerintahkan qishash. Anas bin Nadlar berkata, ‘Haruskah gigi depan Rubayyi’ dipatahkan wahai Rasulullah? Tidak, demi yang telah mengutusmu dengan benar, gigi depannya tidak akan dipatahkan!’ Rasulullah membalas, ‘Wahai Anas, Allah memajibkan qishash.’ Setelah itu, keluarga anak perempuan itu ridla dan mau memaafkan. Maka Nabi saw bersabda, ‘Di antara sekian hamba Allah ada yang jika bersumpah kepada Allah, niscaya Allah akan mengabulkannya.’”
Diriwayatkan pula oleh Imam Muslim 11/162 dari hadits Anas dengan perbedaan orang yang mematahkan dan orang yang bersumpah. Para ulama mengatakan, ‘Riwayat yang lebih terkenal adalah riwayat al-Bukhariy.’ Imam an-Nawawiy berkata, “Memang ada dua kejadian yang melibatkan orang yang berbeda.”
[4] Diriwayatkan oleh al-Bukhariy 7/99 dari Jabir bin ‘Abdullah ra katanya, “‘Umar pernah berkata, ‘Abu Bakar tetua kita telah membebaskan tetua kita.’ Maksudnya Bilal.”
[5] Sufyan ats-Tsauriy mengatakan, “Khalifah itu ada lima; Abu Bakar, ‘Umar, ‘Utsman, ‘Ali, dan ‘Umar bin ‘Abdul’aziz.”
Penuturan yang semisal diriwayatkan dari Mujahid dan Imam Ahmad. Bahkan kabarnya Sa’id bin Musayyib berkata, “Khalifah itu ada tiga; Abu Bakar, ‘Umar, dan ‘Umar”
Maksudnya ‘Umar bin Khathab dan ‘Umar bin ‘Abdul’aziz.
Baca kembali sirah beliau dalam karya Ibnul Jauzi hal. 59-60 cet. al-Muayyad tahun 1331 H.
[6] Diriwayatkan oleh al-Bukhariy 7/122, Muslim 16/12, at-Tirmidziy 3848, Ibnu Majah 158, dan Ahmad dalam Musnad 3/296 dari Jabir bin Abdullah ra. Tentang ini ada juga hadits dari Anas bin Malik, Usaid bin Hudlair, Asma` binti Zaid, Rumaitsah, dan selain mereka. Dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar berkata, “Hadits tentang berguncangnya ‘Arsy ar-Rahman karena Sa’ad bin Mu’adz ini diriwayatkan oleh lebih dari sepuluh orang sahabat.” (Fathul Baari 7/124)
[7] Diriwayatkan oleh at-Tirmidziy, 3010 daan ia menshahihkannya. Juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah, 190, lafazh di atas lafazhnya, Ahmad, 361, dan al-Baihaqiy dalam Dalailun Nubuwwah 3/129 dari Jabir bin ‘Abdullah ra katanya, “Ketika ‘Abdullah bin ‘Amru bin Haram terbunuh dalam perang Uhud, Rasulullah saw bersabda, ‘Wahai Jabir, maukah kamu aku beritahukan apa yang Allah katakan kepada ayahmu?’ ‘Tentu saja, wahai Rasulullah.’, jawabku. Lalu Rasulullah berkata, ‘Allah selalu berbicara dengan siapa pun dari balik hijab, tetapi Dia berbicara dengan ayahmu secara langsung. Dia berkata, ‘Wahai hamba-Ku, mintalah sesuatu kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikannya!’ Ayahmu berkata, ‘Duhai Rabbku, hidupkan aku sekali lagi supaya aku bisa terbunuh di jalan-Mu untuk yang kedua kali.’ Lalu Allah menjawab, ‘Sesungguhnya, telah aku putuskan bahwa orang-orang yang meninggal dunia tidak akan kembali lagi ke sana.’ ‘Wahai Rabbku, kalau begitu, sampaikan keadaanku kepada orang-orang yang ada di belakangku.’, kata ayahmu. Maka Allah menurunkan firman-Nya,
وَلاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَ
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Rabbnya dengan mendapat rizki. (Ali ‘Imran : 169)
Hadits ini dinyatakan hasan oleh Syekh al-Albaniy.
Diriwayatkan juga oleh al-Hakim 3/203 dan ia berkata, “Isnadnya shahih, hanyasaja keduanya tidak meriwayatkannya.”
[8]  Diriwayatkan oleh at-Tirmidziy, 2399 katanya, “Hadits hasan shahih.”
Diriwayatkan pula oleh Ahmad dalam Musnadnya 2/287 semisal dengannya dan dishahihkan oleh Syekh Ahmad Syakir. Al-Hakim juga meriwayatkannya dalam al-Mustadrak 4/314 dan berkata, “Shahih sesuai dengan syarat muslim, namun keduanya tidak meriwayatkannya.” Adz-Dzahabiy menyetujuinya.
Diriwayatkan pula oleh Imam Malik dalam al-Muwatha` 558, artinya: “Seorang mukmin akan terus ditimpa musibah; anaknya dan orang-orang dekatnya, sehingga ia berjumpa dengan Allah tanpa membawa dosa.”

KEMULIAAN MENJADI PENGHUNI MADRASAH IBTILA`



Saudaraku, jika Anda dapat bersabar dalam menghadapi masa-masa yang sulit dan penuh kengerian, jika Anda dapat bertahan di atas kebenaran, menghadapi ujian demi ujian, sungguh itu saja merupakan suatu kemuliaan. Sebab dengan begitu, Anda telah menjadi salah seorang alumnus Madrasah Ibtila` nan agung. Madrasah yang telah mendidik dan mencetak tokoh-tokoh dengan tarbiyah khusus sehingga tatkala mereka lulus darinya, mereka telah menjadi emas murni tanpa campuran. Jiwa mereka menjadi jernih, hati mereka menjadi bening, dosa-dosa mereka telah berguguran, dan taubat mereka telah diterima. Mereka khusyu’, tunduk, dan berserah diri kepada Rabb mereka. Mereka bertawakkal kepada-Nya dengan sebenar-benar tawakkal dan mereka kibaskan tangan mereka terhadap selain-Nya.
Barangsiapa berhasil lulus dari Madrasah Ibtila` ini, niscaya akan menjadi salah seorang imam dalam dien dan pemimpin yang membawa petunjuk.
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِئَايَاتِنَا يُوقِنُونَ
Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar.Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. (as-Sajdah : 24)
Dari Madrasah Ibtila` ini telah lulus ‘Ammar bin Yasir, Bilal bin Rabah, Shuhaib, Salman, Khabbab bin Arat, Khubaib bin ‘Adiy, dan sahabat-sahabat yang lain.
Dari Madrasah ini pula telah lulus Sa’id bin Jubair, Malik bin Anas, Abu Hanifah, dan seorang murid terhebat yang selanjutnya menjadi guru terhebat pula di Madrasah ini, Imam Ahmad bin Hambal.
Dari Madrasah ini pulalah Ibnu Taimiyyah, Ibnul Qayyim, as-Sarakhsiy, dan para ulama amilin mujahidin fi sabilillah berasal.
Maka, menjadi salah satu alumnus Madrasah megah ini merupakan satu kebanggaan bagi Anda, wahai saudaraku. Madrasah yang pelopornya dan gurunya yang pertama adalah Rasul r. Beliau yang telah bersabda,
أُوْذِيْتُ فِي اللهِ وَمَا يُؤْذَى أَحَدٌ
Aku sudah dianiaya di jalan Allah ketika belum seorang pun dianiaya.[1]


[1] Diriwayatkan oleh at-Tirmidziy 2472, Ibnu Majah 151, dan Ahmad dalam Musnad 3/120,286 dari Anas bin Malik ra. Lafaz at-Tirmidzi adalah
لَقَدْ أُخِفْتُ فِي اللهِ وَمَا يُخَافُ أَحَدٌ وَلَقَدْ أُوْذِيْتُ فِي اللهِ وَمَا يُؤْذَى أَحَدٌ
Aku telah ditakut-takuti di jalan Allah sebelum ada yang ditakut-takutii. Aku telah dianiaya di jalan Allah sebelum ada yang dianaya.
Hadits ini juga dinyatakan shahih oleh Syekh al-Albaniy

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host