ibnu

Jumat, 27 Januari 2012

“Menagih Janji Kaum Syiah”




 
Oleh: Dr. Adian Husaini

PADA Hari Kamis, 19 Januari 2012, Jurnal Islamia-Republika, (hal. 23-26) – Jurnal Pemikiran Islam bulanan hasil kerjasama antara INSISTS dan Harian Republika -- menurunkan kajian utama tentang Syiah di Indonesia. Artikel saya yang dimuat di Jurnal tersebut berjudul “Solusi Damai Muslim Sunni-Syiah”.
Esoknya, Jumat, 20 Januari 2012, Kajian Islamia-Republika itu mendapatkan tanggapan dari Haidar Bagir, Dirut Penerbit Mizan – yang dikenal sebagai salah satu penerbit buku Syiah di Indonesia. Artikel Haidar di Harian Republika itu diberi judul “Syiah dan Kerukunan Umat.” Dalam artikelnya, Haidar Bagir menulis, bahwa dia setuju dengan solusi damai yang saya tawarkan:  “Jika kaum Syiah mengakui Sunni sebagai mazhab dalam Islam, seyogyanya mereka menghormati Indonesia sebagai negeri Muslim Sunni. Biarlah Indonesia menjadi Sunni. Hasrat untuk men-Syiahkan Indonesia bisa berdampak buruk bagi masa depan negeri Muslim ini…. Itulah jalan damai untuk  Muslim Sunni dan kelompok Syiah.

Menurut Haidar Bagir, dia pernah bertemu secara pribadi dengan Syaikh Ali Taskhiri, seorang ulama terkemuka di Iran, salah satu pembantu terdekat Wali Faqih Ayatullah Ali Khamenei, serta wakil Dar al-Taqrib bayn al-Madzahib (Perkumpulan Pendekatan antar-Mazhab), yang dengan tegas menyatakan: “hendaknya kaum Syiah di Indonesia meninggalkan sama sekali pikiran untuk mensyiahkan kaum muslim di Indonesia.”
Haidar Bagir juga menyampaikan imbauan di ujung artikelnya: “Khusus untuk orang-orang yang pandangannya didengar oleh para pengikut Syiah di negeri ini, hendaknya mereka meyakinkan para pengikutnya untuk dapat membawa diri dengan sebaik-baiknya serta mengutamakan persaudaraan dan toleransi terhadap saudara-saudaranya yang merupakan mayoritas di negeri ini.”
Dalam soal sikap terhadap para sahabat Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) -- yang menjadi langganan caci-maki kaum Syiah, Hadiar Bagir juga menulis:
“Sementara itu, banyak ulama Syiah Imamiyah atau Itsna ’Asyariyah yang telah merevisi pandangannya tentang ini. Hasil konferensi Majma’ Ahl al-Bayt di London pada 1995, mi sal nya, dengan tegas menyatakan menerima keabsahan kekhalifah an tiga khalifah terdahulu sebelum Khalifah Ali.
Bahkan, terkait dengan skandal pengutukan sahabat besar dan sebagian istri Nabi yang dilakukan oleh oknum Syiah yang tinggal di Inggris, bernama Yasir al-Habib, Ayatullah Sayid Ali Khamenei sendiri mengeluarkan fatwa yang dengan tegas melarang penghinaan terhadap orang-orang yang dihormati oleh para pemeluk Ahlus Sunnah (fatwa ini tersebar dan dapat dengan mudah diakses dari berbagai sumber). Di antara isinya adalah,
“Diharamkan menghina figur-figur/tokoh-tokoh (yang diagungkan) saudara-saudara seagama kita, Ahlus-Sunnah, termasuk tuduhan terhadap istri Nabi Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)dengan hal-hal yang mencederai kehormatan mereka ...”
  
Benarkah?

Jadi, sesuai artikel Haidar Bagir di Republika tersebut,  ada dua hal pokok yang harus dilakukan oleh kaum Syiah untuk solusi damai bagi Ahlu Sunnah dan Syiah di Indonesia, yaitu (1) menghentikan caci maki terhadap sahabat-sahabat dan istri-istri  Nabi saw dan (2) menghentikan ambisi untuk meng-Syiahkan Indonesia, seperti ditegaskan oleh seorang ulama Syiah yang dijumpai Haidar Bagir: “hendaknya kaum Syiah di Indonesia meninggalkan sama sekali pikiran untuk mensyiahkan kaum muslim di Indonesia.”
Apakah janji yang disampaikan Haidar Bagir tersebut bisa dipenuhi kaum Syiah? Tampaknya, itu tidaklah mudah. Seperti disebutkan dalam CAP-323 lalu, sejumlah fakta di lapangan menunjukkan banyaknya penerbitan Syiah di Indonesia yang masih mengumbar caci-maki dan fitnah terhadap para sahabat dan istri-istri Nabi Muhammad saw. Bahkan, salah satu buku terkenal yang mencaci-maki dan menfitnah sahabat dan istri Nabi Muhammad saw adalah buku terbitan Mizan, pimpinan Haidar Bagir sendiri, yang berjudul  “Dialog Sunnah – Syiah”  karya  Syarafuddin al Musawi, (Bandung: Mizan (cetakan pertama, 1983).
Buku ini diklaim penulisnya sebagai kumpulan surat menyurat antara penulis dengan Syaikh Salim al-Bisyri al-Maliki, yang saat itu menjabat Rektor al Azhar, Mesir. Di dalamnya banyak berisi dialog yang menjelaskan antara lain: Kewajiban berpegang pada madzhab Ahlul Bait, adanya wasiat Nabi saw untuk Ali bin Abi Thalib r.a. sebagai penggantinya, para sahabat tidak ma’shum (infallible) dari dosa dan kesalahan yang berimplikasi ketidakpercayaan periwayatan dari mereka, dan bahasan lain yang mendukung pemahaman Syiah.
Di buku ini, juga ditulis berbagai tuduhan bahwa Aisyah r.a. telah berbohong karena menceritakan Nabi Muhammad saw meninggal di pangkuannya, sehingga didoakan oleh penulisnya,  mudah-mudahan Allah memberikan ampunan untuk Aisyah r.a.
“Oh…., semoga Allah mengaruniakan ampunan-Nya bagi Ummul Mu’minin! Mengapa ia, ketika menggeser keutamaan ini dari Ali, tidak mengalihkannya kepada pribadi ayahnya saja! Bukankah yang demikian itu lebih utama dan lebih layak bagi kedudukan Nabi saw daripada apa yang didakwahkannya? Namun sayang ….., ayahnya – waktu itu – bertugas sebagai anggota pasukan di bawah pimpinan Usamah bin Zaid, yang persiapannya telah diatur dan ditetapkan sendiri oleh Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) ; dan pada saat itu sedang berhenti dan berkumpul di sebuah desa bernama Juruf!” (hal. 353).
Di buku ini juga dimuat cerita tentang provokasi Aisyah terhadap khalayak dengan  memerintahkan mereka agar membunuh Utsman bin Affan: “Bunuhlah Na’tsal, karena ia sudah menjadi kafir!” (Catatan: Na’tsal adalah orang tua yang pandir dan bodoh). (hal. 357). Di halaman yang sama, dimuat satu syair yang mengecam Aisyah r.a.:
“Engkau yang memulai, engkau yang merusak
Angin dan hujan (kekacauan)
Semuanya berasal darimu
    Engkau yang memerintahkan
    Pembunuhan atas diri sang Imam
    Engkau yang mengatakan
    Kini dia sudah kafir.”
   
(NB. Berbagai cercaan terhadap Aisyah r.a. tersebut saya kutip dari buku  Dialog Sunnah-Syiah, edisi Oktober 2008. Jadi, sejak 1983 buku ini terus dicetak oleh Penerbit Mizan – yang Dirutnya adalah Haidar Bagir – sampai tahun 2008. Saya tidak tahu, apakah masih ada edisi buku tersebut setelah 2008).
Itulah sebagian isi buku “Dialog Sunnah-Syiah” terbitan Mizan. Pokok-pokok bahasan di dalam buku “Dialog Sunnah-Syiah”  tersebut telah dijelaskan kekeliruannya oleh Prof. Dr. Ali Ahmad as-Salus dalam karyanya Ensiklopedi Sunnah Syiah, Studi Perbandingan Aqidah dan Tafsir, yang diterbitkan Pustaka Al Kautsar (Jakarta, 1997). Buku ini diberi kata pengantar oleh Dr. Hidayat Nurwahid, yang juga dikenal sebagai pakar tentang Syiah lulusan  Universitas Islam Madinah. Dalam pengantarnya, Hidayat Nurwahid memuji keseriusan Prof. as-Salus yang berhasil menunjukkan, bahwa buku karya al-Musawi, yang aslinya berjudul al-Muraja’at,  hanyalah karangan al-Musawi belaka. Alias, dialognya adalah fiktif belaka.
Bahkan, Prof. as-Salus menulis: “Tetapi al-Musawi, seorang Syiah Rafidhah yang terkutuk ini, tanpa rasa sungkan dan malu ingin menjadikan seorang Syaikh al-Azhar yang kapabel dan kredibel sebagai murid kecil dan bodoh yang menerima ilmu pertama kali dari dia.” (hal. 249).
Kaum Muslim yang mencintai Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم), para sahabat beliau yang mulia, dan juga istri-istri beliau yang herhormat, pasti tidak ridho jika orang-orang yang mulia tersebut dihina, difitnah dan dilecehkan. Kita pun tidak rela jika orang yang kita hormati dan sayangi diperhinakan. Bagaimana jika yang dihina dan difitnah adalah para sahabat dan istri Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)? Nabi Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) bersabda: “Tidak beriman salah seorang  diantara kalian, hingga diriku lebih dicintainya daripada orang tuanya, anaknya, dan seluruh manusia.” (HR Bukhari dan Muslim).
Cerita bahwa Aisyah r.a. memerintahkan pembunuhan terhadap Utsman bin Affan adalah tuduhan keji dan dusta. Aisyah sendiri pernah dikonfirmasi tentang adanya surat atas nama Aisyah di Medir yang memerintahkan pembunuhan terhadap Utsman bin Affan r.a.  Beliau bersumpah, bahwa beliau tidak pernah menulis surat seperti itu. Banyak riwayat dari Aisyah r.a. yang sudah mengklarifikasi masalah ini. Anehnya, orang-orang Syiah tidak mau tahu, dan selalu mengutip cerita-cerita bohong tersebut. (Lihat, Tarikh Khalifah bin Khayyath, hal. 176 & Tarikh al-Madinah, Ibn Syabbah 4:1224. Semuanya ada dalam Tahqiq Mawaqif al-Shahabah fil-Fitnah, karya Dr. Mahmud Umahzun, Dar Thayba, Riyadh, cet. I,  1994, vol.2/29-30. Data: Buku Fitnah Maqtal Utsman, karya Dr. Mhmmad al-Ghabban, Maktabah Obeikan, Riyadh, cet. I, 1999).
Jika Aisyah dinistakan dan difitnah, kaum Muslim tentu sangat tidak ridha. Ummul mukminin, Aisyah r.a. sangat dicintai kaum Muslimin. Beliau adalah istri Nabi yang mulia. Nabi Muhammad saw wafat di pangkuan Aisyah dan dikuburkan di rumah Aisyah pula. Aisyah r.a. adalah ulama wanita yang meriwayatkan 2210 hadits. Dari jumlah itu, 286 hadits tercantum dalam shahih Bukhari dan Muslim. Ada sekitar 150 ulama Tabi’in yang menimba ilmu dari Aisyah. (Lihat, K.H. Ubaidillah Saiful Akhyar Lc, Aisyah, The Inspiring Woman, (Yogyakarta: Madania, 2010).
Kasus buku Dialog Sunnah-Syiah terbitan Mizan ini menjadi bukti nyata, bahwa ajakan Haidar Bagir untuk kerukunan Sunnah-Syiah masih perlu dipertanyakan. Bukankah buku yang mencaci maki sahabat-sahabat dan istri Nabi tersebut sudah diterbitkan oleh Penerbit Mizan selama hampir 30 tahun?

Jalan Damai: Mungkinkah?

Menyimak berbagai penerbitan kaum Syiah – termasuk terbitan Mizan – patut dipertanyakan, mungkinkah jalan damai Sunnah-Syiah itu bisa diwujudkan? Mungkinkah kaum Syiah memenuhi imbauan dari sebagian tokoh mereka: agar tidak berambisi men-Syiahkan Indonesia dan menghentikan caci maki terhadap sahabat dan istri Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)?
Memang itu tidak mudah. Sebab, tampak dalam berbagai penerbitan mereka, kebencian terhadap Abu Bakar, Umar, dan Utsman, radhiyallaaahu ‘anhum, sudah begitu mendarah daging.  Sikap Syiah terhadap para sahabat Nabi itu sangat berbeda dengan sikap kaum Sunni yang menghormati semua sahabat, apalagi KhulafaaurRasyidin, termasuk Sayyidina Ali r.a.
Saya mendapat satu brosur doa berjudul “Ziarah Asyura”, terdiri atas enam halaman. Disamping berisi doa-doa untuk para Nabi Muhammad saw dan keluarganya,  doa ini diwarnai dengan kutukan dan laknat terhadap berbagai orang. Misalnya, di halaman 5, ditulis doa laknat: “Allahummal-‘an awwala dhaalimin dhalama haqqa Muhammadin wa-Aali Muhammadin…”. (Ya Allah, laknatlah orang-orang zalim yang awal-awal, yang menzalimi hak Nabi Muhammad dan keluarganya…”).
Doa ini diakhiri dengan kutipan perkataan Imam Muhammad Al-Baqir as., yang berkata kepada Alqamah: “Jika engkau mampu berziarah kepada beliau (Imam Husein as.) setiap hari dengan membaca doa ziarah ini (ziarah Asyura) di rumahmu, maka lakukanlah itu dan engkau akan mendapatkan semua pahala (berziarah).”
Itulah petikan doa “Ziarah Asyuro” yang diedarkan di Indonesia. Siapakah yang dimaksud dengan “orang-orang zalim”  yang disebutkan telah menzalimi hak Nabi dan keluarga Nabi?  Apakah mereka Abu Bakar, Umar bi Khathab, Utsman bin Affan, Aisyah r.a., dan sebagainya?  Prof. Dr. Ali Ahmad as-Salus, dalam buku yang disebutkan terdahulu, telah mengklarifikasi masalah ini, dengan menunjukkan adanya riwayat dari Imam Zaid bin Hasan bin Ali bin Husain Radhiyallaahu ‘anhum, bahwa dia membenarkan apa yang dilakukan Abu Bakar r.a. terhadap Fathimah dalam soal waris keluarga Nabi.  “Jika saya pada posisinya (Abu Bakar) niscaya saya akan menetapkan hukum seperti yang ditetapkannya,”  kata Imam Zaid. Diriwayatkan juga dari saudara Imam Zaid, yaitu al-Baqir, bahwa dia pernah ditanya, “Apakah Abu Bakar dan Umar menzalimi sesuatu dari hak kalian?” Ia menjawab, “Tidak, demi Dzat yang menurunkan al-Quran kepada hamba-Nya agar menjadi peringatan bagi alam semesta, sungguh kami tidak dizalimi dari hak kami meskipun seberat biji sawi.” (as-Salus, hal. 297).
Jika dicermati, polemik Ahlu Sunnah dan Syiah itu sudah berlangsung lebih dari 1.000 tahun. Apakah hal seperti ini yang diinginkan oleh kaum Syiah di Indonesia, dengan terus-menerus menebarkan kebencian kepada Abu Bakar, Umar bin Khathab, Utsman bin Affan, Aisyah r.a.? Sampai kapan caci-maki semacam ini akan diakhiri? Karena itu, saya ingin mengakhiri CAP ini dengan ungkapan sama seperti dalam artikel di Jurnal Islamia-Republika (19/1/2012): “Jika kaum Syiah mengakui Sunni sebagai mazhab dalam Islam, seyogyanya mereka menghormati Indonesia sebagai negeri Muslim Sunni. Biarlah Indonesia menjadi Sunni. Hasrat untuk men-Syiahkan Indonesia bisa berdampak buruk bagi masa depan negeri Muslim ini. Masih banyak lahan dakwah di muka bumi ini – jika hendak di-Syiahkan.  Itulah jalan damai untuk  Muslim Sunni dan kelompok Syiah. Kecuali, jika kaum Syiah melihat Muslim Sunni adalah aliran sesat yang wajib di-Syiahkan!
Kita tunggu realisasi janji kaum Syiah untuk tidak men-Syiahkan Indonesia dan menghentikan caci-maki kepada para sahabat dan istri-istri Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)! (Walahu a’lam bil-shawab).*

Penulis, dosen Pasca Sarjana Universitas Ibn Khaldun Bogor. CAP Adian Husaini ini adalah hasil kerjasama antara Radio Dakta 107 FM dan www.hidayatullah.com

Refleksi akhir tahun 2011 : 7 peristiwa (fenomena) penting versi Arrahmah.com


M. Fachry


Menjelang akhir tahun, banyak peristiwa (fenomena) penting yang terjadi di tahun 2011 yang bisa di jadikan refleksi bagi kaum Muslimin. Kaum Muslimin yang hingga detik ini masih bisa menghirup udara segar patut bersyukur dikarenakan diberi kesempatan oleh Allah SWT., untuk dapat menyaksikan berbagai peristiwa penting di tahun 2011 tersebut, mulai dari dahsyatnya tsunami revolusi Islam di Timur Tengah, penarikan pasukan Amerika Serikat dari Negeri Dua Sungai, Irak, hingga syahidnya Singa Islam, pemimpin jihad global, Syekh Usamah Bin Ladin, rahimahullah. Berikut Refleksi Akhir Tahun 2011 :  7 Peristiwa (fenomena) Penting Versi Arrahmah.com. Semoga bermanfaat! 
1.Dahsyatnya Gelombang Tsunami Revolusi Islam
Tiada yang menyangka, awal tahun 2011, tepatnya pada tanggal 14 Januari 2011 silam, menjadi awal dahsyatnya gelombang tsunami revolusi Islam yang menyapu hampir seluruh kawasan Timur Tengah. Pada tanggal 14 Januari 2011, 10 hari setelah Muhammad Bouazizi (26) seorang pemuda tukang sayur di wilayah Sidi, 300 kilometer sebelah selatan ibukota Tunisa meninggal akibat bakar diri, diktaktor Tunisia Ben Ali terguling oleh tsunami revolusi rakyat yang dipicu oleh seorang tukang sayur. Dahsyat!
Negara pertama yang terkena dampak sapuan gelombang tsunami revolusi Islam di Timur Tengah adalah Mesir. Negeri yang dipimpin oleh Fir’aun Abad Modern, Husni Mubarak membara sepanjang bulan Januari hingga bulan Februari 2011. Lapangan Tahrir Square menjadi saksi sejarah lengsernya toghut Mesir, Husni Mubarak di tangan para pejuang revolusi rakyat. Husni Mubarak mengundurkan diri dari kekuasaannya pada hari Jum’at, tanggal 11 Februari 2011.
Setelah Mesir, negeri yang tersapu gelombang tsunami berikutnya adalah Yaman. Ribuan penduduk Yaman berdemonstrasi di ibukota Yaman, San’a menuntut turunnya sang diktaktor Yaman yang bengis, Ali Abdullah Saleh yang telah berkuasa selama 30 tahun lebih.
Pada hari Jum’at, tanggal 3 Juni 2011, serangan roket yang mematikan menghantam masjid di komplek Istana Presiden Yaman di San’a dan mengakibatkan cederanya presiden Yaman hingga akhirnya toghut itu mengundurkan diri dari jabatannya.
Sementara itu seiring dengan revolusi rakyat yang menuntut sang diktaktor Yaman mundur, mujahidin Al Qaeda Jazirah Arab (AQAP) yang berpusat di Yaman, khususnya di Yaman Selatan, yakni di provinsi Abyan, telah berjuang untuk menegakkan syariat Islam dan mendirikan Imarah Islam (Negara Islam) di negara tersebut. Pada hari Sabtu, tanggal 28 Mei 2011, Al Qaeda Jazirah Arab (AQAP) yang berbasis di Yaman telah mendeklarasikan berdirinya Imarah Islam (Negara Islam) di Yaman, dengan propinsi Abyan sebagai ibukotanya.
Selanjutnya, Libya di bawah diktaktor kejam, rezim toghut Moammmar Qaddafi, menjadi negara berikutnya yang dihempaskan oleh dahsyatnya gelombang tsunami revolusi Islam. Sirte, tempat kelahiran sang Musailamah (nabi palsu) abad modern, menjadi saksi di hari Kamis, 20 Oktober 2011, bagaimana Qaddafy (42) musuh Islam dan kaum Muslimin, penentang syariat Islam itu harus meregang nyawa secara mengenaskan setelah baku tembak dengan para pejuang revolusi rakyat Libya.
Kini, beberapa negara di Timur Tengah masih bergolak akibat hempasan dahsyat gelombang tsunami revolusi Islam, seperti Suriah, Bahrain, Yaman, Yordania, Al Jazair, dan tentu saja Arab Saudi. Para toghut di negeri-negeri tersebut khawatir singgasana mereka tersungkur oleh gerakan revolusi rakyat yang menuntut keadilan yang selama ini mereka rampas.
Benar apa yang dikatakan oleh Syekh Anwar al Awlaki rahimahullah dalam INSPIRE edisi ke-5 bertajuk “The Tsunami of Change” bahwa revolusi mampu mematahkan ketakutan yang selama ini mendekam di hati benak kaum Muslimin bahwa para tiran tidak bisa dikalahkan!
Kesimpulannya, revolusi Islam yang tengah mengguncang singgasana para diktaktor Timur Tengah saat ini hakikatnya baik bagi umat Islam, baik bagi mujahidin dan buruk bagi imperialis Barat dan antek-antek mereka di dunia Islam.
Pada hakikatnya, revolusi ini telah menyingkap sekumpulan realita yang menakutkan dan menampakkannya pada manusia, dan itu adalah sebagian dari kebaikan yang besar dan rahmat Allah SWT., terhadap kaum Muslimin.
 2.Imarah Islam : Trend Penegakan Syariat Islam Global
Pawai sekaligus peluncuran pertama kali proyek Imarah (Negara) Islam Inggris pada hari Sabtu, 30 Juli 2011 menjadi penanda munculnya trend penegakan syariat Islam kaafah (sempurna) secara global. Kaum Muslimin di seluruh dunia akhirnya menyaksikan bagaimana saudara-saudara Muslim mereka di Inggris, sebuah negara pusat kekufuran, bersemangat untuk hidup di bawah panji-panji Islam dan menyerukan penegakan syariat Islam di seluruh lini kehidupan.
Di Perancis, pada tanggal 9 April 2011, kaum Muslimin turun ke jalan, berdemonstrasi menolak pelarangan pemakaian burqa (cadar) sekaligus menuntut diterapkannya syariat Islam di kota mode dunia tersebut. Kaum Muslimin di Perancis tersebut dengan penuh semangat menyerukan pelaksanaan Al Qur’an dan Sunnah di seluruh Eropa.
Di Denmark, aktivis Islam yang tergabung dalam kaldet.com menyerukan penegakan syariat Islam di Denmark. Pada hari Rabu, 14 September 2011 mereka meneriakkan “Sharia4Denmark” secara terbuka di Stasiun Norrebro, Denmark, dan menjelaskan keharaman mengikuti pemilu (sistem hukum buatan manusia) di negeri kafir Eropa tersebut.
Kaum Muslimin di Belgia lebih jauh lagi telah menerapkan pengadilan Islam, meski masih terbatas dalam masalah perkawinan, perceraian, dan warisan. Di bawah Sharia4Belgium, kaum Muslimin di Belgia optimis suatu saat nanti hukum Islam akan diterapkan secara sempurna di negeri tersebut.
Trend penegakan syariat Islam bergema di seantero Eropa, menginginkan penegakan syariat Islam, di bawah Imarah Islam, sebagaimana saudara-saudara Muslim mereka yang telah lebih dahulu menerapkannya, seperti Imarah Islam Afghanistan, Imarah Islam Kaukasus, Daulah Islamiyah Iraq, dan yang paling terbaru Imarah Islam Somalia.
Selain Eropa, Negara kafir Australia ternyata juga memiliki tokoh sekaligus organisasi yang fokus untuk penegakan syariat Islam di Negara Kangguru tersebut. Ibrahim Siddiq Conlon, dengan Sharia4Australianya, baru-baru ini, sebagaimana dilansir Channel 7, telah mempersiapkan Proyek Islam Lakemba, yakni sebuah wilayah yang akan diatur oleh hukum syariat Islam, yakni di wilayah Lakemba, Australia.
Fenomena trend penegakan syariat Islam secara sempurna ternyata juga sampai ke Asia, khususnya di negeri bernama Brunei Darussalam. Sebagaimana diberitakan, Brunei Darussalam, sebuah Negara di kawasan Asia Tenggara berencana mengimplementasikan syariat Islam di semua bidang. Hal ini diketahui dari laporan Brunei Darussalam tahun 2010 yang diterbitkan oleh Oxford Group yang bekerjasama dengan Kantor Perdana Menteri. Apakah hal ini akan menjadikan Brunei menjadi Negara Islam pertama di kawasan Asia Tenggara? Bagaimana dengan negara yang katanya berpenduduk mayoritas Muslim bernama Indonesia?
3.The Lone Wolf, Aksi-Aksi Serigala yang Sendirian
 The Lone Wolf, atau Adz Dzi’bul Munfarid (Serigala yang Sendirian) adalah julukan bagi seseorang yang melakukan aksi penyerangan atas nama kelompok atau ideologi, tetapi dia melakukan aksi ini seorang diri.
 Istilah The Lone Wolf atau Adz Dzi’bul Munfarid (Serigala yang Sendirian) semakin populer ketika pada tanggal 11 Desember 2010 seorang yang bernama Taimur Abdulwahab Al Abdali, pria berkebangsaan Swedia yang juga pernah menghabiskan waktunya di Inggris melakukan pemboman di Stockholm, Swedia.
Setelah itu, serangan demi serangan yang dilakukan oleh para serigala yang sendirian ini terus terjadi mengguncang kemapanan negara-negara salibis zionis dan antek-anteknya. Seorang Muslimah Inggris, Roshonara Choudry (21) menikam anggota parlemen dari Partai Buruh, yang ikut andil dalam pengiriman pasukan kafir Inggris ke Afghanistan, Stephen Timms (54).
Seorang Mujahid, Mevlid Jasarevic pada hari Jum’at, 28 Oktober 2011 menembaki kedubes AS di Sarajevo. Bersenjatakan AK 47 Mevlid Jasarevic asal Serbia menembaki kedubes AS di Sarajevo, ibukota Bosnia-Herzegovina dan melukai satu orang petugas keamanan.
Mevlid turun dari trem dengan santai, mengendong AK 47 dan mulai menembaki kedubes AS. Mevlid Jasarevic- sebagaimana dituturkan saksi mata-masih sempat memerintahkan para pejalan kaki untuk menjauh, karena targetnya memang hanya kedubes AS.
Aksi Serigala yang Sendirian di penghujung tahun 2011 adalah yang dilakukan Jose Pimentel alias Muhammad Yusuf pada tanggal 19 November 2011. Meski belum sempat menjalankan aksinya, Jose Pimentel (27) The Lone Wolf warga AS asal Dominika ini berencana menghabisi pegawai pemerintah AS dan tentara kafir AS.
Syekh Muhammad Al Sana’ani dalam majalah Inspire Edisi 4 menyebut aksi-aksi Serigala yang Sendirian ini sebagai aksi Loyalitas Tanpa Batas (The Borderless Loyalty) yang dimiliki Islam. Para “Serigala” ini biasanya juga meninggalkan pesan kuat di setiap aksinya, bahwa mereka hendak membela dan mempertahankan kemuliaan dan kehormatan Islam.
4.Proyek Setan Deradikalisasi Islam
Deradikalisasi adalah sebuah proyek setan untuk menghancurkan Islam dan kaum Muslimin dengan dalih “perang melawan terorisme”. Proyek setan deradikalisasi dipimpin oleh ketua “setan”, pimpinan perang salib dunia, Amerika, yang diikuti oleh antek-antek dan budaknya di seluruh dunia.
Di negeri ini, proyek setan deradikalisasi dijalankan oleh BNPT alias Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, di bawah kepemimpinan Ansyad Mbai, seseorang yang terjangkit penyakit Islamophobia (takut dan anti Islam) akut.
Umat Islam telah mengetahui tujuan proyek setan deradikalisasi dan menolak proyek setan tersebut. Mejelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Surakarta, telah mengeluarkan sebuah buku berjudul “Kritik Evaluasi & Dekonstruksi Gerakan Deradikalisasi Aqidah Muslimin di Indonesia” yang isinya mengkritisi proyek deradikalisasi buatan BNTP.
Buku karya MUI Solo tersebut dibedah pada hari Ahad, 31 Juli 2011. Munarman, SH dalam acara tersebut menyimpulkan bahwa program deradikalisasi terorisme yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) adalah proyek menghapus istilah jihad yang merupakan ruh perjuangan umat Islam.
Pada hari Ahad, 9 Oktober 2011, Majelis Ilmu Ar-Royyan juga mengadakan acara serupa, yakni Kuliah Umum dengan tema “Memerangi Syariat Islam Dengan Deradikalisasi”, di Masjid Muhammad Ramadhan, Taman Galaxi, Pekayon, Bekasi.
Dalam acara tersebut, Ustadz Abu Muhammad Jibriel AR mengatakan bahwa usaha deradikalisasi tujuannya untuk menghalangi syariat Islam dan jihad di Indonesia. Proyek radikalisasi yang selama ini dijalankan menurut beliau bukan penyelesaian yang ilmiah dan bijak, justru akan menimbulkan anti pati dan kebencian terhadap pemerintah.
Kesimpulannya, proyek setan deradikalisasi yang belakangan ini gencar dilakukan, khususnya oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan seluruh agen-agennya, akhirnya membuka mata ummat Islam bahwa proyek itu adalah metode dan teknik baru dari musuh-musuh Islam untuk menghalangi tegaknya Islam dengan memadamkan cahaya dakwah dan jihad fi sabilillah di tengah-tengah ummat.
5.Syahidnya Singa-Singa Islam
 Tahun 2011 bagi umat Islam menjadi tahun yang sangat mengharukan. Di tahun 2011 tersebut, umat Islam harus menerima dengan rela terhadap keputusan dan ketetapan Allah SWT., syahidnya Singa Islam, Imam al-Mujaddid, al Mujahid, al Muhajir, al Murobith, Syekh Usamah bin Ladin, rahimahullah.
Pemimpin perang salib modern, Obama, pada hari Selasa, 2 Mei 2011 mengumumkan dari Istana toghutnya “White House” gugurnya Pemimpin tertinggi organisasi jihad global Al Qaeda, Syekh Usamah bin Ladin.
Klarifikasi syahidnya Syekh Usamah bin Ladin akhirnya dikeluarkan oleh Pimpinan pusat Tandzim Qo’idatul Jihad, atau yang lebih dikenal dengan nama Al Qaeda, pada hari Rabu, 3 Mei 2011, sehari setelah penyerangan pasukan kafir Amerika yang mengantarkan Syekh Usamah ke tempat yang tertinggi, Surga Firdaus, Insya Allah.
Di tahun yang sama, 4 bulan kemudian, tepatnya pada hari Jum’at, 30 September 2011, Syekh Anwar al Awlaqi dikabarkan syahid di pegunungan Yaman, setelah dibombardir pesawat-pesawat Amerika. Syekh Anwar al Awlaki dikabarkan syahid bersama dengan tiga orang rekannya, Samir Khan, Abu Muhsin Al Maribi, dan Salim Al Marwani di daerah antara Ma’rib dan Jauf.
Tandzim Al Qaeda Jazirah Arab, atau yang lebih dikenal dengan singkatan AQAP, pada tanggal 9 Oktober 2011 akhirnya mengeluarkan rilis resmi terkait syahidnya (Insya Allah) Syekh Anwar Al-Awlaqi dan rekan-rekanya.
Keempat mujahid tersebut adalah Singa-Singa Islam yang gugur oleh serangan pesawat Amerika. Semoga Allah SWT., menerima mereka sebagai syuhada dan menempatkan mereka di Surga Firdaus yang tertinggi.
Kabar terakhir di tahun 2011 yang mengabarkan syahidnya Singa-Singa Islam adalah gugurnya Syekh Athiyatullah, rahimahullah alias Jamal Al Misrati. Syekh Athiyatullah gugur bersama putranya, Issam, dalam sebuah serangan pada tanggal 22 Agustus 2011 di Norak, daerah Mir Ali, Waziristan Utara.
Syekh Athiyatullah, rahimahullah adalah seorang pemimpin senior Al Qaeda asal Libya, yang gugur dalam serangan biadab pasukan kafir AS dan menambah panjang daftar syahidnya Singa-Singa Islam di tahun 2011.
Selamat jalan para pejuang di jalan Allah SWT., selamat jalan Singa-Singa Islam, selamat bergabung dengan caravan para syuhada (Insya Allah). Semoga pengorbanan dakwah dan jihad yang kalian lakukan dapat dilanjutkan oleh seluruh kaum Muslimin, sehingga Islam bisa tegak dan mendominasi seluruh dunia. Insya Allah!
6. Amerika : You Lost The War!
Tahun 2011 bisa juga dikenang sebagai tahun kekalahan Amerika, sebelum kekalahan totalnya nanti, Insya Allah. Peringatan 10 tahun peristiwa serangan mubarokah 11 September menandai 10 tahun berjalannya perang salib modern yang dideklarasikan presiden AS ketika itu, Goerge W Bush, dengan mengatakan This is Crusade, dan membagi dunia hanya menjadi dua camp (kelompok) saja, yakni bersama Amerika, atau bersama dengan teroris (Mujahidin dan kaum Muslimin).
Pasca serangan 11 September 2001, AS melancarkan perang salib dengan nama lain, yakni “Perang Melawan Terorisme”. Sejak saat itu, Amerika menyerang , menyiksa, dan membunuhi, serta menahan ribuan kaum Muslimin dari seluruh dunia, di penjara-penjara seperti Guantanamo, Abu Ghraib, Bagram, dan lainnya.
Namun fakta berbicara lain. Setelah 10 tahun serangan 11 September, AS tidak juga berhasil memenangkan perang, bahkan mengalami kekalahan memalukan. Saat ini, Amerika terbelit hutang besar akibat membiayai perang yang tidak pernah dimenangkannya tersebut. AS berhutang sekitar lebih dari $ 14000000000000 dan saat ini militer AS terjebak dalam perang yang melelahkan dan tidak akan dimenangkannya. Bahkan, di seluruh lini AS menghadapi kekalahan dan semakin dekat dengan kekalahan total.
Selain kemungkinan terjadinya kembali peristiwa 9/11, yang malah lebih besar dari yang pernah ada, indikasi lainnya kekalahan AS adalah sulitnya mereka menjaga keamanan di dua wilayah perang mereka yakni Irak dan Afghanistan. Bahkan, trend di dunia Muslim saat ini adalah berlomba-lomba untuk dapat menerapkan syariat Islam di wilayah mereka masing-masing, dan terlibat dalam jihad, dan berupaya untuk mengakhiri hegemoni camp kafir kapitalisme. Dengan begitu, pada peringatan 10 tahun peristiwa 9/11 kali ini bisa diklaim bahwa kemenangan berada di camp mujahidin atas musuh-musuh mereka di camp kafir yang dipimpin oleh Amerika Serikat.
Di penghujung tahun 2011 kaum Muslimin menyaksikan Amerika yang mulai kalah perang. Amerika mulai menyerahkan markas militernya yang selama ini digunakan sebagai sel tahanan mantan presiden rezim Irak, Saddam Hussein. Disamping penyerahan markas militer, Amerika juga mempersiapkan penarikan seluruh tentara kafirnya dari Irak di akhir tahun 2011 ini. Sementara itu, Daulah Islam Irak (Negara Islam Irak) yang didirikan mujahidin masih tetap eksis hingga kini.
Sementara itu, Syekh Ayman Az Zawahiri, pimpinan Al Qaeda yang baru, mengeluarkan sebuah video yang dirilis oleh As-Sahab Media pada bulan Syawal 1432 H/September 2011 M. Dalam video bertajuk ‘tatawaala hazaaim al-amrikan’ yang bermakna ‘Rentetan kekalahan demi kekalahan Amerika’ dijelaskan bahwa kekalahan Amerika diawali dari serangan mujahidin pada 11 September 2011, sebuah serangan terbesar setelah serangan atas Pearl Harbour di awal perang Dunia I.
Setelah itu, secara berurutan Amerika terus kalah dan kalah. Amerika mengalami kekalahan di Tunis dengan jatuhnya rezim diktator antek Amerika. Amerika mengalami kekalahan di Mesir dengan jatuhnya rezim represif paling setia kepada Amerika di kawasan itu. Amerika mengalami kekalahan di Afghanistan dan Irak sehingga mulai memikirkan penarikan mundur pasukannya secara bertahap. Amerika mengalami kekalahan telak di Libia, dengan tergulingnya rezim represif antek Amerika dalam memerangi Islam. Syekh Ayman mengucapkan selamat kepada kaum Muslimin atas tergulingnya para taghut sekuler antek Amerika tersebut.
Sementara itu, 3 tahun pasca invasi pasukan kafir di Irak, faksi-faksi mujahidin di Irak berhasil, atas idzin Allah SWT., mendirikan Daulah Islam Irak (Negara Islam Irak) pada bulan Oktober 2006 dan kini (telah mencapai usia 5 tahun) masih eksis.
Daulah Islam Irak, melalui Departemen Informasi bahkan telah mempersembahkan sebuah video bertajuk “Lima Tahun Daulah Islam” yang kemudian disebarluaskan melalui Pusat Informasi Al Fajr yang memperlihatkan keeksisan negara Islam yang didirikan oleh mujahidin tersebut. Kini, dengan mulai diserahkannya markas militer AS di Irak, dan rencana penarikan pasukan AS seluruhnya dari Irak akhir Desember ini, menjadi jelas siapa yang kalah dalam perang tersebut!
7.Mujahid Never Die, Jihad Forever
Mujahid pada hakikatnya akan terus hidup, mendapat rezeki dari Robnya, dan jihad akan berlangsung hingga hari kiamat. Pasca syahidnya pemimpin jihad global, Syekh Usamah bin Ladin, jihad tidak akan berhenti, bahkan mujahidin terus bermunculan.
Pada bulan Juni 2011, Al Qaeda secara resmi merilis statemen berkaitan dengan pengganti Syekh Usamah bin Ladin, rahimahullah kepada Syekh Ayman Az Zawahiri, hafhizahullah. Karena jihad terus berjalan hingga hari qiyamah –sebagaimana terdapat dalam berbagai hadits-, dan sungguh pada masa ini jihad menjadi fardhu ‘ayn untuk melawan orang-orang kafir agresor penjajah negeri-negeri kaum muslimiin dan untuk melawan para penguasa murtad yang mengganti syari’at islam –sebagaimana kesepakatan ulama’ islam.
Juga karena sebaik-baik kesetiaan terhadap para syuhada’ yang berbakti dan terhadap perjalanan as-Syaikh al-Mujaahid Usamah bin Ladin, adalah melanjutkan jalan jihad di jalan Allah dan (di jalan membela) kaum muslimiin dan orang-orang lemah.
Maka sesungguhnya Pimpinan Umum jama’ah Qo’idatul Jihad –dan setelah menyempurnakan musyawaroh-, mengumumkan penetapan as-Syayakh Dr. Ayman azh-Zhowahiriy –semoga Allah memberikan tawfiq padanya- sebagai penanggung jawab kontrol jama’ah ini, sembari meminta pada Allah –Yang suci lagi tinggi- agar memberikan tawfiq padanya, pada kami dan pada seluruh kaum muslimiin untuk mengamalkan syari’ah-Nya dan teguh di atas kebenaran pada sisi yang diridhoi oleh Allah –Yang maha perkasa dan mulia- bukan mengganti dan merubah (syari’ah-Nya).
Syekh Abu Sa’d al ‘Amili- semoga Allah menjaga beliau-salah seorang ulama mujahid terkemuka abad ini, juga telah menulis sebuah artikel yang sangat menggugah dan memotivasi kaum Muslimin, khususnya mujahidin yang berjudul “Al Qaeda Setelah Usamah, dengan idzin Allah jalan terus”.
Artikel setebal 14 halaman tersebut dirilis oleh forum bahasa Inggris, Ansar al-Mujahidin. Artikel berformat PDF tersebut bercover sebuah jalan dengan rambu bertuliskan Al-Qaeda, dengan tanda panah menunjukkan jalan terus.
Syekh Abu Sa’d yakin bahwa tandzim Qoidatul Jihad, atau yang lebih dikenal dengan Al Qaeda adalah dari kelompok atau bagian dari hadits At Thoifah Al Manshurah, dikarenakan mereka selalu taat kepada perintah Allah meskipun mereka didera penderitaan dan kerugian terus menerus, dikepung oleh musuh-musuhnya, koalisi salibis yahudi setiap saat dan dimanapun.
Al Qaeda sebagaimana kita saksikan, tetap teguh di jalan jihad meskipun beberapa pemimpinnya ditangkap, dibunuh, dan sisanya dikejar-kajar. Mereka tetap sabar, tabah, dan mampu mengambil hikmah dari serangan musuh mereka, karena mereka memiliki iman dan ketabahan ketika menghadapi semua itu.
Berpulangnya Syekh Usamah bin Laden diprediksi akan menghentikan atau melambatkan perjuangan Al Qaeda. Menurut Syekh Abu Sa’d hal tersebut tidaklah benar. Bahkan menurut beliau, ada banyak hikmah dan ‘hadiah’ dari syahidnya (Insya Allah) Syekh Usamah bin Laden.
Mujahid Never Die, Jihad Forever. Jihad tidak akan berhenti dengan kematian para pemimpinnya. Al Qaeda pasca Syekh Usamah bin Ladin, Syekh Anwal Al Awalki, Samir Khan, Syekh Athiyatullah, dan lainnya akan terus berjalan hingga ketetapan Allah terjadi, kemenangan Islam hingga mendominasi seluruh dunia. Allahu Akbar!
By: M. Fachry
International Jihad Analysis

Read more: http://arrahmah.com/read/2011/12/31/17129-refleksi-akhir-tahun-2011-7-peristiwa-fenomena-penting-versi-arrahmah-com.html#ixzz1khYiao00

Minggu, 08 Januari 2012

Mubarak Dituntut Hukuman Mati



mubarak
Cyber Sabili-London: Mantan Presiden Mesir, Hosni Mubarak yang dituduh melakukan perintah pembunuhan demonstran anti-rezim, dituntut hukuman mati oleh jaksa penuntut.

"Perkiraan vonis mati diberikan padanya atas kejahatan pembunuhan berencana,"lapor Daily Telegraph yang mengutip perkataan jaksa penuntut, Mustafa Khater di pengadilan.

Kepala jaksa penuntut, Mustafa Sulaiman, berkata Ia adalah seorang presiden yang seharusnya bertanggung jawab untuk melindungi rakyat, dan pertanyaannya adalah bukan apakah dia yang memerintahkan pembunuhan para pengunjuk rasa, tetapi untuk mengetahui mengapa ia tidak melakukan intervensi untuk menghentikan kekerasan. " Bagaimana mungkin presiden tidak menyadari demonstrasi yang pecah pada 25 Januari di 12 tempat berbeda," tambah Suleiman, yang menolak klaim bahwa Mubarak tidak diberitahu tentang buruknya situasi.

Ia berpendapat, Mantan Menteri dalam negeri, Habib el-Adli, yang juga diadili, tidak mungkin bisa memberikan perintah menembak demonstran tanpa diperintahkan oleh Mubarak untuk melakukannya."

Dewan militer, yang berkuasa sejak Mubarak digulingkan pada bulan Februari 2011, telah mendapat kecaman yang meningkat dari AS dan kelompok hak asasi manusia atas tindakan keras terhadap demonstran.(sia)

Warga New York Penyerang Islamic Centre dan kuil Hindu



mosque
Cyber Sabili-New York: Ternyata penyerang Islamic Centre dan sebuah kuil Hindu beberapa hari lalu adalah seorang warga New York, yang membenci umat Islam dan Arab. Ia pergi ke masjid Islamic Centre lalu melemparkan bom molotov supaya muslim atas tindakannya.

Ray Lazies Lengend (40), menghadapi hukuman maksimum penjara seumur hidup atas kejahatan pembencian dan pembakaran. Dia mengatakan kepada pihak kepolisian bahwa dia menyerang masjid pada akhir pekan lalu karena ia percaya umat Islam berusaha mengambil alih hidupnya.
Lengend, seorang warga negara AS asli dari Guyana, saat ini sedang ditahan di sebuah rumah sakit Manhattan di mana dia sedang menjalani perawatan medis.

Menurut dokumen pengadilan yang disediakan oleh Kantor Jaksa Wilayah Queens, Lengend mengatakan kepada polisi dalam menanggapi mengapa ia menyerang masjid, bahwa dia membenci semua umat Islam dan Arab karena mereka mencoba untuk mengambil alih hidupnya. Mereka telah melakukannya selama 40 tahun. "

Lengend telah diseret dan ditahan tanpa jaminan. Dia telah mengatakan kepada polisi bahwa ia ingin menimbulkan kerusakan sebanyak mungkin dan mengusir Muslim dan Arab sebanyak mungkin, dengan cara melemparkan bom molotov pada mereka.

Sopir truk pengangguran ini melemparkan bom molotov di lima lokasi di seluruh Queens pada hari Tahun Baru, di Masjid Islamic Cente, sebuah kuil dan sebuah toko. Dia juga menyebutkan dendam pribadi karena tidak diperbolehkan untuk menggunakan toilet di Islamic Centre dan dilempar keluar dari toko karena mengutil, menjadikannya sebagai alasan bahwa ia kesal dengan pemilik tempat itu.(sia)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host